Selasa, 26 Mei 2015

Bedah Novel Ayat-ayat Cinta


LAPORAN BACAAN

Mata Kuliah : Telaah Prosa
Dosen Pembimbing : Welly Fictoria, S.Pd

Kelompok : 2
Nama : Dila Putri Indrias sari
Prodi   : Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Semester : Dua (2)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (YPM) BANGKO KAB. MERANGIN
TAHUN 2015




KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan bacaan Bedah Novel Ayat-Ayat Cinta. Penulisan laporan bacaan ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dosen yang mengapu mata kuliah Telaah Prosa.
Dalam Penulisan laporan, penulis merasa masih banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan bacaan. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan bacaan ini, khususnya kepada Inuk Welly Fictoria, Sp.d sebagai dosen pengampu pada mata kuliah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan dan penyajian dalam tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis akan menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian. Dan semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………..
BAB 2 PEMBAHASAN
A.    SINOPSIS…………………………………………………………………...........
B.     RESENSI…………………………………………………………………............
C.    ANALISIS UNSUR INSTRINSIK……………………………………................
1.      Tema…………………………………………………………………...
2.      Latar/Seting…………………………………………………………..
3.      Alur…………………………………………………………………...
4.      Tokoh Dan Penokohan………………………………………………
5.      Sudut Pandang……………………………………………………….
6.      Gaya Bahasa………………………………………………………….
7.      Amanat ……………………………………………………………….
8.      Nilai-Nilai Yang Terkandung………………………………………..
PENUTUP………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...


BAB I
PENDAHULUAN

Identitas buku, meliputi :
1.  Judul buku                          :  Ayat Ayat Cinta
2. Nama pengarang                 : Habiburrahman El Shirazy
3. Editor                                  : Anif Sirsaiba A
4. Desain Cover Dan Isi          : Abdul  Basith El Qudsy
5. Tempat penerbitan buku      : Jakarta, Penerbit Republika
6. Tahun penerbitan                 : 2004
7. Tebal buku                           : 20, 5 x 13, 5 cm
8. Jumlah halaman                   : 420 halaman
9. ISBN                                   : 979-3604-02-6





BAB II
PEMBAHASAN

A.    SINOPSIS
Novel ini bercerita tentang kisah percintaan yang di balut dalam ajaran-ajaran islaminya yang sangat kental. Kisah berawal dari seorang mahasiswa bernama Fahri bin Abdullah Shiddiq. Ia adalah seorang mahasiswa Universitas Al-azhar, Mesir.
Di Mesir Fahri tinggal bersama dengan keempat temannya yang juga berasal dari Indonesia. Mereka tinggal di apartemen sederhana. Mereka mempunyai tetangga yang sangat baik dan akrab dengan mereka, yaitu keluarga Tuan Boutros. Tuan Boutros mempunyai istri bernama Madame Nahed, dan dua orang anak mereka Maria dan Yousef. Keluaraga Tuan Boutros adalah keluarga Kristen Koptik yang sangat taat. Putri sulung mereka yang bernama Maria, ia gadis yang unik. Ia seorang Kristen Koptik, namun ia suka pada Al-Quran. Ia bahkan hafal beberapa ayat Al-Quran, diantarnnya adalah surat Maryam. Sebuah surat yang membuat dirinya merasa bangga.
Pertemuan berawal ketika Fahri pergi ke Shubra El-Kaima untuk talaqqi pada Syaikh Utsman Abdul Fattah. Ia pergi  kesana naik metro, dan disitulah awal Fahri bertemu dengan perempuan bercadar yang bernama Aisha. Aisha bukanlah orang Mesir, melainkan gadis asal Jerman yang sedang studi di Mesir.
Selain mempunyai tetangga yang baik, Fahri juga mempunyai tetangga yang sangat galak dan kasar. Kepala keluarga itu bernama Bahadur. Bahadur mempunyai istri bernama madame Syaima dan putri bungsunya Noura. Bahadur selalu bersikap kasar dengan Noura. Malam itu Fahri ingin menolong Noura yang sedang jadi bulan-bulanan oleh Bahadur, tapi Fahri tidak bisa menolongnya, lalu dia meminta bantuan Maria, akhirnya Maria mau menolong Noura. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingi menolongnya. Sayang hanya empati saja, tidak lebih.
Maria tetangga satu flat yang beragama Kristen Koptik tapi mengagumi Al-Quran, dan mengagumi Fahri. Kekaguman yang berubah menjadi cinta. Sayang cinta Maria hanya tercurah dalam diary saja.

Nurul adalah anak seorang Kyai terkenal yang juga mencari ilmu di Al-Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis itu. Sayang rasa mindernya yang hanya anak keturunan petani membuatnya tidak pernah mengungkapkan perasaanya pada Nurul. Padahal Nurul juga menaruh hati pada Fahri, tapi Nurul juga tidak sanggup mengungkapkan perasaanya kepada Fahri.
Muncullah Aisah, si mata Indah yang menyihir Fahri sejak sebuah kejadian di metro, saat Fahri membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku. Aisah jatuh cinta pada Fahri, dan juga Fahri juga tidak bisa membohongi hatinya.
Mereka berdua menikah, dijodohkan oleh pamannya Aisha. Mereka hidup bahagia. Beberapa bulan kemudian Aisha dinyatakan mengandung. Tak lama kemudian, Fahri dapat kabar kalau Maria koma. Belum sempat menjenguk Maria, malapetaka datang menghampiri rumah tangga mereka. Noura menuduh Fahri telah memperkosanya. Semua orang tahu bahwa itu adalah fitnah. Fahri diseret, dan dimasukkan ke penjara. Kuncinya semua ini adalah Maria yang sedang koma. Dia mengetahui bagaimana kejadian yang sebenarnya.
Keluarga Boutros mendatangi Fahri di penjara, mereka berniat mengunjungi Fahri dan juga ingin meminta bantuan kepada Fahri untuk menyadarkan Maria dari komanya, dengan menrekam suara Fahri dan nantinya akan didengarkan ke Maria. Kata dokter hanya orang yang dicintai Maria yang dapat menyembuhkannya. Tak kunjung sadar juga, akhirnya dokter dan madame Nahed mneyuruh Fahri untuk menyatakan cintanya kepada Maria. Sebelumnya Fahri tidak mau melakukan itu, lalu Fahri meminta izin kepada Aisha, akhirnya Aisah menyetujuinya. Setelah itu, Fahri langsung menikahi Maria. Setelah beberapa saat kemudian, Maria sadar.
Sidang penentuan tiba, diakhir persidangan Maria tiba. Dia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu. Setelah mengatakan itu semua, Maria pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Fahri memenangkan sidang tersebut, dan Bahadur dimasukkan penjara.



Begitu divonis bebas, Fahri dibawa oleh Aisha ke rumah sakit yang sama dengan Maria untuk diperiksa. Sejak selesai dari persidangan itu, Maria belum sadarkan diri juga. Beberapa saat kemudian, Aisha mendengar Maria mengigau kalau dia ingin masuk surga, tapi tidak diperbolehkan. Lalu ia terbangun dan menceritakan itu semua pada Aisha dan juga Fahri. Fahri tau apa yang dimaksudkan oleh Maria, lalu ia membopong Maria ke kamar mandi dan Aisha membantu untuk mewudhui Maria. Selesai itu Maria kembali dibaringkan di atas kasur seprti semula. Lalu dengan suara lirih yang keluar dari relung jiwa ia melafalkan syahadad. Tak lama kemudian, kedua matanya tertutup rapat dan akhirnya Maria meninggal dunia.

B.     RESENSI
Keunggulan dari novel ini yaitu tema dan amanat yang ingin disampaikan begitu kuat diselipkan si penulis. Ajaran tentang kebaikan bertumpuk-tumpuk dalam novel ini. Ibaratnya ia adalah sastra nan indah dipadu dengan keelokan sucinya ajaran Islam. Alur yang digunakan jelas sehingga tidak membingungkan pembaca. Tokoh dan penokohannya pun demikian sehingga membuat pembaca mengerti dan memahami sifat-sifat masing tokoh yang digambarkan oleh penulis, mulai dari budi luhurnya Fahri hingga jahat dan kotornya si Bahadur.
Namun, tak ada gading yang tak retak. Terdapat juga beberapa kekekurangan dalam novel ini. Seperti kesalahan penggunaan tanda baca dan sebagainya. Selain itu, ada juga yang perlu dibenahi dalam cerita novel itu sendiri. Sperti pada bagian pernikahan Fahri dengan Maria. Ada baiknya penulis menyelipkan dalil tentang bolehnya seorang lelaki muslim menikahi Ahli Kitab seperti wanita Nasrani ataupun Yahudi, sehingga lebih jelas dalam penyampaian dakwahnya dan menghilangkan keragu-raguan pembaca tentang bolehnya menikah dengan perempuan Ahli Kitab. Adakalanya pula penulis memasukkan pemikiran-pemikiran yang masih dipertentangkan dalam agama tentang bolehnya hal tersebut seperti dukungan si penulis terhadap kaum sufi dan sebagainya. Selain itu, dalam novel ini juga tidak terdapat daftar isi yang begitu berguna bagi pembaca. Dan berbagai kekurangan lainnya yang sebenarnya tertutupi dengan keindahan dan kuatnya pesan novel tersebut.

a.       Kelebihan dan kelemahan buku
Kelebihan :
1.      Novel ini mengajarkan kehidupan Islami yang sangat kental sekali, bisa menjadi motivasi orang-orang yang membacanya.
2.      Novel ini menggunakan bahasa arab, dan disetiap halaman yang ada bahasa arabnya, di bawahnya pasti ada terjemahannya.
3.      Ayat Ayat Cinta mengajak kita untuk lebih jernih, lebih cerdas dalam memahami cakrawala keislaman, kehidupan, dan juga cinta.
Kelemahan :
1.      Tokoh utama Fahri, yang hanya laki-laki biasa dan anak seorang petani dicintai oleh empat orang wanita sekaligus. Dalam kehidupan nyata hal ini mustahil terjadi. Kesannya Fahri digambarkan sebagai laki-laki yang hampir sempurna.
2.      Maria yang jatuh sakit berminggu-minggu bahkan sampai koma, cuma karena ditolak citanya oleh Fahri. Dalam kehidupan nyata hal ini terlalu berlebihan.

b.       Kelebihan dan kelemahan buku bisa kita lihat dari isi, bahasa, dan kemasannya.
1.      Isi, meliputi kualitas, kelengkapan, dan kebaruan.
Kualitasnya sangat baik, diterbitkan di Jakarta oleh Penerbit Republika. Novel ini menurut saya juga sudah lengkap, mulai dari cover depan sampai belakang. Kebaruan, novel ini bisa dikatakan sudah lama, cetakan pertama terbit desember tahun 2004, dan cetakan terakhir yang saya lihat april 2008.
2.      Bahasa, meliputi kelancaran, ketepatan, dan komunikatifan bahasa.
Novel ini ditulis dengan bahasa lancar dengan tokoh-tokoh yang “hidup” dalam berbagai karakter, membuat novel ini tidak hanya sekedar dibaca sebagai cerita picisan atau romantisme biasa, melainkan membaurkan pengetahuan atas hidup dan berkehidupan secara indah. Ketepatan dalam mengolah kata-kata sangat tepat, membuat cerita dalam novel ini terasa benar-benar terjadi. Bahasanya juga komunikatif, mudah dipahami oleh pembacanya. Di dalam novel ini ada bahasa arabnya juga, dan dibawahnya ada artinya  jadi memudahkan si pembaca memahmi isinya.

3.      Kemasan buku.
Novel ini dikemas dengan sangat baik. Sebelum membaca isinya, pembaca disuguhkan dengan komentar-komentar orang yang sudah membaca novel tersebut, jadi menambah keinginan saya untuk mengetahui bagaiman isi ceritanya.
                                                          
c.       Perbandingan dengan fiksi lain.
Menurut saya novel Ayat Ayat Cinta ini ceritanya sangat menyentuh. Dibandingkan dengan novel-novel yang sudah saya baca sebelumnya, novel ini lebih bisa memotivasi saya dalam hal keislaman. Novel ini tidak saja menceritakan kehidupan percintaan seperti novel-novel tentang cinta yang lain, tapi novel ini mengenalkan bagaimana percintaan menurut islam yang sebanar-benarnya. Novel ini memang sangat bagus isi ceritanya, tidak hanya menggambarkan kehidupan seseorang yang sangat sederhana, tetapi juga mengajarkan kepada kita betapa pentingnya hidup di jalan Allah, hidup hanya benar-benar untuk Allah S.W.T.

d.      Tujuan Meresensi
Tujuan pengarang, novel ini merupakan sarana yang tepat sebagai media penyaluran dakwah kepada siapa saja yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Islam. Tujuan saya meresensi novel ini, yaitu untuk memenuhi tugas kuliah saya, mata kuliah Membaca Komprehensif.


C.    ANALISIS UNSUR INTRINSIK
1.      Tema
Aminuddin dalam Scharbach(2000:91) tema berasal dari bahas latin yang berarti ‘tempat meletakkan suatu perangkat’. Disebut demikian karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperannan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang dicitakannya.
Kesimpulannya tema adalah sesuatu yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran dari pengarang yang ditampilkan dalam karangannya, pada novel Ayat-Ayat Cinta ini tema yang terkandung ialah :
Tema novel mengandung tema cinta manusia pada manusia dan cinta manusia kepada Tuhan dan Rasul-Nya yang diwujudkan dengan cara teguh menjaga keimanan berdasarkan petunjuk-Nya.Ini adalah novel sastra yang berhasil memadukan dakwah, tema cinta yang romantis dan latar belakang budaya suatu bangsa. novel ayat – ayat cinta mengisahkan tentang kehidupan sosial mahasiswa Al – Azhar dan pendidikan dakwah,yaitu perjuangan Fahri  dalam menuntut ilmu di Kairo, Mesri. Indahnya cina dalam balutan islam.

2.       Latar/Setting
Aminudin(2000:67), Latar (setting) adalah latar peristiwa dalam karya fiksi baik berupa tempat, waktu, maupun pristiwa.
Kesimpilannya latar/seting adalah merupakan tempat, waktu, dan suasana teijadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh.
a.       Tempat
Mesir Kairo Al-azhar
“Tengah hari ini, kota Kairo seakan membara. Matahari berpijar ditengah petala langit. Seumpama lidah api yang menjulur dan menjilat-jilat bumi. Tanah dan pasir seakan menguapkan bau neraka. Hembusan angin sahara disertai debu yang bergulung-gulung menambah panas udara semakin tinggi dari detik ke detik. Penduduknya, banyak yang berlindung dalam flat, yang ada dalam apartemen-apartemen berbentuk kubus dengan pintu, jendela, dan tirai tertutup rapat”.

Flat
“Memang, istirahat di dalam flat sambil menghidupkan pendingin ruangan jauh lebih nyaman daripada berjalan ke luar rumah, meski sekadar untuk shalat berjamaah di masjid. Panggilan azan Zuhur dari ribuan menara yang bertebaran di seantero kota hanya mampu menggugah dan menggerakkan hati mereka yang benar-benar tebal imannya.  Mereka yang memiliki tekad beribadah sesempurna mungkin dalam segala musim dan cuaca, seperti karang yang tegak berdiri dalam terjangan ombak, terpaan badai, dan sengatan matahari. Ia tiada kenal kesah, tetap teguh berdiri seperti yang dititahkan Tuhan bertasbih siang malam”.

-   Masjid
“Panggilan iqamat terdengar bersahut-sahutan. Panggilan mulia itu terdengar sangat menentramkan hati. Pintu-pintu meraih kebahagiaan dan kesejahteraan masih terbuka lebar-lebar. Kupercepat langkah. Tiga puluh meter di depan adalah Masjid Al-Fath Al-Islami”.

-   Rumah sakit
“Menjelang maghrib Dokter Ramzi Shakir memberi tahu setelah melihat hasil foto CT scan kepalaku, aku harus dioperasi. Ada gumpalan darah beku yang harus dikeluarkan”.

-   Restoran
“Akhirnya tian Boutros memarkir mobilnya di halaman sebuah restoran mewah. Cleopatra restaurant namanya. Terletak di pinggir sungai Nil. Bersebelahan dengan good shot dan maadi yacht club”.

- San Stefano, Alexandria
“Selesai pelatihan kami mempersiapkan segala sesuatu untuk pergi ke Alexandria. Dengan cermat Aisha mendata semua keperluan yang harus dibawa.
 
-  Penjara
“Aku dibawa ke markas polisi Abbasca. Diseret sperti anjing kurap. Lalu diinterogasi habis-habisan, dibentak-bentak, dimaki-maki dan disumpahserapahi dengan kata-kata kotor.
-  Metro
“Didalam metro Fahri tidak mendapatkan tempat duduk”.

b.      Waktu
-  Siang hari
Tengah hari ini, kota Cairo seakan membara. Matahari berpijar ditengah petala langit. Seumpama lidah api yang menjulur dan menjilat-jilat bumi. Tanah dan pasir seakan menguapkan bau neraka.
Terbukti bahwa waktu berlangsungnya terjadi pada siang hari yaitu terlihat dari kata tengah hari ini. Kata tengah hari ini membuktikan bahwa telah menunjukkan waktu siang hari.

c.       Suasana
v  Menyedihkan
Ia tetap tersenyum. Menatapku tiada berkedip. Perlahan pandangan matanya meredup. Tak lama kemudian kedua matanya yang benig itu tertutup rapat, kuperiksa nafasnya telah tiada. Nadinya tiada lagi denyutnya. Dan jantungnya tiada lagi terdengar detaknya. Aku tak kuasa menahan derasnya lelehan airmata. Aisha juga. Inna lillahi wa inna ilaihi raajiun”.
Suasana yang terjadi saat itu adalah menyedihkan sekali. Ketika Maria harus pergi untuk selama-lamanya menghadap kepada sang illahi. Saat itu  yang berada tepat disampingnya adalah Fahri dan Aisha. Mereka berdua merasa sangat kehilangan sekali.

-  Menyenangkan
“Tepat saat adzan ashar berkumandang mereka sampai di masjid tempat akad nikah akan dilangsungkan. Sudah banyak teman-teman mahasiswa Indonesia dan mahasiswa Turki yang sampai di sana. Aisha dan dua bibinya langsung menuju lantai dua tempat jamaah wanita. Acara dilangsungkan di depan mihrab masjid. Syaikh Ustman, Syaikh Prof.Dr. Abdul Ghafur Jafar, Bapak Atdikbud, Eqbal Hakan Erbakan, Akbar Ali dan beberapa syaikh Mesir yang diundang Syaikh Ustman duduk dengan khidmat tepat di depan mihrab menghadap ke arah jamaah dan hadirin yang memenuhi masjid.
Suasana menjadi sangat menyenangkan ketika Aisha dan Fahri sedang melangsungkan pernikahan di sebuah masjid. Betapa senangnya mereka berdua beserta para kerabat dekatnya.
-  Menegangkan
Persidangan kedua sangat menegangkan. Tuan Boutros hadir memberikan kesaksiannya. Beliau membantah keteranagn Noura.
Terbukti bahwa hal yang menegangkan terjadi di dalam ruang sidang. Persidangan yang akan menentukan nasib Fahri unyuk ke depannya.

3.      Alur
Aminudin (2000:83) alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.
Kesimpulannya Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab-akibat. Intisari alur ada pada permasalahan cerita. akan tetapi, suatu permasalahan dalam novel tak bisa dipaparkan begitu saja; jadi harus ada dasarnya. Oleh karena itu, alur terdiri atas (1) Saling mengenal , (2) munculnya pertikaian, (3) Tahap klimaks, (4)Tahap Peleraian , dan (5) menyelesaikan konflik atau masalah
Alur cerita dalam novel ini adalah alur maju. Yaitu alur yang peristiwanya berurutan mulai dari cerita awal hingga akhir.
-  Tahap perkenalan :
Pada saat Fahri mulai berpendidikan di Universitas Al-Azhar dan tinggal di flat bersama reka mahasiswa dari Indonesia, kemudian kenal dengan tetangga dekatnya yaitu Maria sekeluarga. Serta menjalankan perkuliahan sebagaman mestinya serta mengenal orang-orang Mesir diantaranya Syaikh Usman, Syaikh Ahmad dan tak lupa teman teman aktifis dari Mesir juga teman sepermainan Fahri pada saat main bola.
-  Tahap pertikaian :
Dimulai pada saat mal hari disana ada gadis yang disiksa, dan gadis itu adalah Noura, dia disiksa dibawah dekat flat Fahri dan kedengaran oleh Fahri, dia hendak mau menolong, tapi Fahri enggan, karena dia seorang gadis perempuan, kemudian dia meminta tolong Maria untuk menolong Noura, walaupun Maria takut oleh Bahadur ayah Noura, dia terpaksa dan akhirnya Noura tertolong dan Noura di titipkan di Nurul.
Adapun pertikaian pada saat pertikaian Fahri saat Fahri Pulang dari Alexsandria berbulan madu, dia di tangkap karena di tuduh memperkosa seorang gadis mesir yaitu Noura.dan Fahri tidak sempat menjelaskan pada Istrinya Noura. Kemudian pada saat kemudian adapulan tertentangan sengit pada saat Fahri sedang diadili dan pengakuan Noura karena telah di perkosa oleh Fahri pada saat dia menolong, sedangkan Fahri tidak mersa melakukan hal tersebut, di dukung oleh pengakuan seorang masyarakat yang tinggal di flat dekat Fahri, hal tersebut membuat Fahri kecewa atas perlakuan Noura yang telah memfitnah Fahri.
-  Tahap klimaks :
Saat Fahri di dalam penjara di tuduh dan di siksa habis-habisan dan dan dipenjara di bawah tanah, krena telah menghamili Noura gadis yang ditolong Fahri dari kekejaman Bahadur, disana Fahri mengalami kesediahan yang luarbisa karena pertama. Penyiksaan dan di tahan dalanm penjara bawah tanah, sedangkan Aisah sedang mengalami hamil yang pertama,kedua. Bulan tersebut adalah bulan Ramadhan yang mana Fahri dan Aisah merencanakan Umroh pada saat bulan Ramadhan,hal tersebut hal yang dinantikan oleh mereka berdua, tapi malah sebaliknya mereka mengalamicobaan yang perih. Ketiga Pada saat persidangan Fahri dituduh habis-habisan oleh pengaduan Noura dan salah seorang saksi yang melihat kejadian itu, yang memperkuat bahwa Fahri bersalah dan bakalan dihukum mati. Keempat Fahri tidak mempunyai bukti bahwa ia tidak bersalah, kecuali salah satu kunci utama dalam memecahkan kasus ini adalah Maria sebagai saksi yang bisa membebaskan fahri, sedangkan maria sedang terbaring koma.
-  Tahap peleraian :
Akhirnya jalan satu-satunya Fahri terpaksa menikahi Maria yang terbaring koma, karena alasan dia akan sembuh apabila di sentuh oleh Fahri, serta Fahri tertekan akan beberapa hal termsauk dari Aisah dan orang tua Maria.yaitu pertama saksi kunci dalam kasus ini adalah Maria. Kedua. Fahri cemas dan bertanggung jawab atas Aisah yang sedang mengandung, ia pengen Fahri segera bebeas dan ia ingin bahwa pada saat melahirkan anaknya Fahri harus hadir di sisinya, dan Aisah pun mengijinkan Fahri menikahi Maria secepatnya. Dan akhirnya Mereka Menikah dan dan Maria sembuh dengan sentuhan Fahri, walaupun dia masih duduk di Bantu dengan kuris roda, dan dia bis menjadi saksi kunci kasus Fahri Dengan Noura. Dan Alhamdulilah kebenaran selalu menang Fahri Bebas dengan kekasian Maria, serta kejujuran Noura kenapa dia melakuakn hal sehina tersebut karena dia mencintai Fahri. dan saksi yang melihat merupakan saksi palsu.
-  Tahap akhir :
Fahri memiliki dua orang istri yang sholeh yang pertama Aisah dan yang Kedua Maria yang masih sakit-sakitan karena dia terlalu emosi pada saat persidangan, dan akhirnya maria di rawat kembali, dan pada saat dia dirawat ada keanehan yang terjadi pada Maria, yaitu maria tertidur dan bermimpi tiba di 7 pintu sorga dan dia mau masuk karena kenikmatanya, ternyata dia tidak di perbolehkan masuk samapai pintu keenam dan pintu terakhir dia bolh masuk tapi dengan syarat yaitu pertama harus mempunyai wudlu dan syahadat, kemudian dia kembali pulang dan seseorang itu menunggu kembalinya Maria. Maria terbanun dan dihadapannya ada Fahri dan Aisah, dia meminta tolong untuk melakukan wudlu dan syahadat, kemudian Fahri membantu dan ia bercerita kejadian di dalam mimpinya, kemudian Maria Meminta Fahri dan Aisah untuk memngajarkan syahadat, pada saat selesai syahadat, maka selesai pula riwayat Maria dia meninggal dengan diakhiri Dua Kalimah Syahadat, ada pesan ketika ngobrol dengan Fahri juga Aisah, Maria akan menunggu Fahri di sorga Firdaus untuk memadu cinta dan kasih.

4.      Tokoh dan Penokohan
Aminudin (2000:79) peristiwa dalam karya fiksi seperti dalam kehidupan sehari-hari, selalu diemban oleh tokoh atau pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita yang disebut dengan tokoh. Sedangkan cara pengarang nemapilkna tokoh atau pelaku itu disebut dengan penokohan.
Kesimpulan tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi/Novel. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
a.       Fahri bin Abdullah Shiddiq
Fahri adalah sosok pria yang menjadi idaman para wanita dan direbutkan empat orang perempuan. Ia baik, sopan, bertanggung jawab, penolong, rajin, Pintar, sabar, terencana, tepat waktu, Ikhlas, Ulet, Penolong, sholeh, aktifis, pintar dalam memimpin, lurus, penuh dengan target. Ia sangat menjunjung tinggi ajaran agama yang dianutnya.
b.      Maria
Maria adalah seorang gadis Mesir yang manis, sopan dan baik budi pekertinya, Ceria, Suka bergurau, rajin, Pintar, tapi fisiknya lemah, manja tertutup.Ia adalah seorang gadis beragama kristen koptik yang aneh dan unik, karena walaupun Maria itu seorang non-muslim ia mampu menghafal dua surah yang ada dalam Al-Quran dengan baik yang belum tentu seorang Muslim mampu melakukannya, sifat unik Maria adalah suka mendengar adzan. Maria adalah seorang nasrani yang sangat mengagumi Islam.
c.                Aisyah
Aisyah adalah wanita yang kaya. Ia mempunyai perusahaan dan warisan dariorangtuanya, Orangnya lembut, sabar, ikhlas, terencana, pintar, sholehah, serba mewah.
d.             Noura
Noura adalah seorang gadis yang malang, selalu menderita, tersiksa dan teraniayah, Orangnya tertutup, sulit di tebak, pintar, tapi dia kejam, emosi, pendiam. noura di awal cerita sifatnya baik kemudian ia berubah menjadi licik dan memfitnah fahri karena ia sakit hati karena cintanya ditolak..
e.               Bahadur
Bahadur adalah seorang yang terkenal dengan julukan si Muka dingin karena ia selalu berperangai kasar kepada siapa saja bahkan dengan istrinya madame Syaima dan putri bungsunya Noura, ia juga seorang pemabuk. Bahadur mempunyai watak yang keras dan bicaranya sangat kasar, Nouralah yang selalu menjadi sasaran kemarahannya. Bahadur juga dikenal amat kejam.
f.                Nurul
Nurul adalah sosok wanita Indonesia sejati. Ia sangat keibuan, sopan tutur katanya, baik sifatnya, rajin, pintar, pemalu tidak terbuka, kaku, emosi, dan sholeh.
g.              Keluarga Kristen Koptik
Keluarga ini terdiri dari Tuan Boutros, Madame Nahed, dan dua orang anak mereka. Maria dan Yousef,mereka adalah tetangga Fahri. Keluarga ini mempunyai toleransi yang tinggi Walau keyakinan dan aqidah mereka berbeda, namun antara keluarga Fahri(Fahri dkk) dan keluarga Boutros terjalin hubungan yang sangat baik. Keluarga ini sangat akrab dengan Fahri terutama Maria. Seluruh anggota keluarga Boutros sangat baik kepada Fahri dkk dan juga bersifat penolong.
h.              Syaikh Utsman Abdul Fattah
seorang Syaikh yang cukup tersohor di seantero Mesir. kepadanya Fahri belajar tentang qiraah Sab’ah (membaca Al-Qur’an dengan riwayat tujuh imam)
i.                  Ushul tafsir (ilmu tafsir paling pokok)
Syaikh Utsman sangat selektif dalam memilih murid.


j.                  Ashraf
Ashraf adalah seorang pemuda mesir yang juga seorang Muslim ia sangat benci kepadaAmerika.
k.              Allicia
Seorang wartawan dari Amerika yang rasa ingin tau nya besar terhadap agama islam.iadatang ke Mesir untuk meneliti lebih dalam tentang islam.
l.                  Madame Syaima
Madame syaima adalah istri bahadur, ibu tiri dari noura. Ia seorang ibu yang berhati lembut merasa kasihan, iba dan pembela Noura.
                                                             
5.      Sudut Pandang
Aminuddin (2000:90) sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkannya.
Kesimpulannya sudut pandang adalah posisi pengarang atau narator dalam membawakan cerita tersebut.
Sudut pandang yang digunakan pengarang adalah sudut pandang orang pertama.hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana cara pengisahannya yang menggunakan kata akudalam novel tersebut.

6.      Gaya Bahasa
Aminudin (2000:72) gaya bahasa diangkat dari istilah style  yang berasal dari bahsa latin stilus dan mengandung arti leksikal ‘ alat untuk menulis’  dalam karya sastra istilah gaya mengandung pengertian cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca.
Aminudin dalam Scharbach (2000:72) menyebutkan bahwa gaya “sebagai hiasan, sebagai sesuatu yang suci, sebagai sesuatu yang indah, dan lemah gemulai serta sebagai perwujudan manusia itu sendiri”.
kesimpulannya Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis/pemakai bahasa.
Bahasa yang digugunakan dalam novel tersebut adalah menggunakan bahasa campuran antara Bahasa Indonesia,bahasa Arab,dan Bahasa Inggris. Dapat dilihat dari isi bacaan novel tersebut menggunakan kata “Allah Yubarik Fik” yang artinya “semoga ALLAH melimpahkan berkah kepada mu”, dan “Thank you. It’s very kind of you” yang artinya “ mengungkapkan rasa terimakasih pada perempuan bercadar”

7.      Amanat
adalah pesan/kesan yang dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, dan sesuatu yang bermakna dalam hidup yang memberikan penghiburan, kepuasan dan kekayaan batin kita terhadap hidup. Amanat yang terdapat antara lain yaitu :
-          Semua rencana yang dijalankan manusia tidak akan berdaya apa-apa terhadap   rencana tuhan.
-          Hendaknya dapat saling tolong menolong terhadap sesama umat manusia.
-          Bersabarlah dalam menghadapi segala cobaan.
-          Ketika kita dalam keadaan memilih, berserahlah kepada tuhan.
-          Takdir tuhan berada diujung usaha manusia.
-          Semakin banyak ilmu yang kita dapat, maka semakin banyak pula hambatan, godaan yang harus kita lewati dan dipecahkan dengan hati yang sabar dan yakin akan ada hikmahnya.
-          Dalam merencanakan sesuatu pasti akan ada halangan dan rintangan yang menghadang tujuan yang hedak di capai tidak akan berjalan dengan mulus.
-          Semakin banyak ilmu atau pengetahuan yang di terima atau di dapat, maka semakin banyak pulahambatan, godaan yang haris di lewati dan di pecahkan dengan hati yang sabar dan yakin akan ada hikmahnya.


8.      Nilai-nilai Yang Terkandung
-          Nilai social adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan tata pergaulan antara individu dalam masyarakat :
Hidup di negeri orang harus saling membantu dan melengkapi....(hal.65)
-          Nilai keagamaan yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan aturan/ajaran yang bersumber dari agama tertentu :
Tidakkah kalian dengar sabda nabi “ barangsiapa yang menyakiti ahli zhimmi, maka aku akan...(hal.50)
-          Nilai pendidikan
Kita mengamalkan hadis nabi,tahaadu tahaabbu seringlah kalian memberi hadiah...(hal.112)
-          Nilai kemanusiaan/moral adalah nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan akhlak/perangai atau etika. Nilai moral dalam cerita bisa jadi nilai moral yang baik, bisa pula nilai moral yang buruk/jelek :
Aku paling tidak tahan mendengar perempuan menangis.(hal.74)
-          Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan kebiasaan/tradisi/adat-istiadat yang berlaku pada suatu daerah :
Orang mesir memang suka bicara, kalau sudah  bicara ia merasa benar sendiri (Hal.36)
                                                               

PENUTUP

A.    KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hal di atas, ada baiknya novel Ayat-Ayat Cinta ini menjadi koleksi bagi para penikmat sastra islami Indonesia. Sastra yang begitu tinggi di balut pesan-pesan dakwah bercampur menjadi satu dan indah di dalam novel ini. Novel ini sangat bagus untuk dibaca, menambah pengetahuan tentang Islam yang sesungguhnya dan mengajari kita tentang banyak hal yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya.
Harapan saya, semoga setelah membaca novel Ayat-Ayat Cinta ini, semua dapat termotivasi agar menjadi orang yang lebih baik. Saran buat kalian semua yang belum membaca novel ini, cobalah baca maka kalian semua akan mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Buku adalah jendela dunia, itu benar sekali. Dengan membaca novel ini, kita bisa mengetahui Mesir dan apa saja yang ada di sana.
Novel ini tidak saja menceritakan kehidupan percintaan seperti novel-novel tentang cinta yang lain, tapi novel ini mengenalkan bagaimana percintaan menurut islam yang sebanar-benarnya. Novel ini memang sangat bagus isi ceritanya, tidak hanya menggambarkan kehidupan seseorang yang sangat sederhana, tetapi juga mengajarkan kepada kita betapa pentingnya hidup di jalan Allah, hidup hanya benar-benar untuk Allah S.W.T. Seperti yang sudah saya katakan tadi sebelumnya. Mengajarkan kita betapa susahnya perjuangan seorang mencari ilmu di negeri orang.

                                                                                                                                         



DAFTAR PUSTAKA

Shirazi, Habiburrrahman El. 2004. Ayat-Ayat Cinta (Sebuah Novel Pembangun Jiwa). Jakarta : Republik.
Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.