LAPORAN
BACAAN
Mata
Kuliah : Telaah Prosa
Dosen
Pembimbing : Welly Fictoria, S.Pd
Kelompok
: 2
Nama
: Dila Putri Indrias sari
Prodi
: Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Semester
: Dua (2)
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (YPM) BANGKO KAB. MERANGIN
TAHUN
2015
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis sampaikan
kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan laporan bacaan Bedah Novel Ayat-Ayat Cinta. Penulisan laporan bacaan ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dosen yang mengapu mata kuliah Telaah Prosa.
Dalam Penulisan laporan, penulis merasa masih banyak
kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan bacaan. Penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang membantu dalam menyelesaikan
laporan bacaan ini, khususnya kepada Inuk Welly Fictoria, Sp.d sebagai dosen
pengampu pada mata kuliah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan dan penyajian
dalam tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan
kerendahan hati penulis akan menerima kritikan dan saran yang bersifat
membangun. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca sekalian. Dan semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala
usaha kita. Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN………………………………………………………..
BAB 2 PEMBAHASAN
A.
SINOPSIS…………………………………………………………………...........
B.
RESENSI…………………………………………………………………............
C.
ANALISIS UNSUR INSTRINSIK……………………………………................
1. Tema…………………………………………………………………...
2. Latar/Seting…………………………………………………………..
3. Alur…………………………………………………………………...
4. Tokoh
Dan Penokohan………………………………………………
5. Sudut
Pandang……………………………………………………….
6. Gaya
Bahasa………………………………………………………….
7. Amanat
……………………………………………………………….
8. Nilai-Nilai
Yang Terkandung………………………………………..
PENUTUP………………………………………………………………………...
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
Identitas
buku, meliputi :
1. Judul buku : Ayat Ayat Cinta
2.
Nama pengarang :
Habiburrahman El Shirazy
3.
Editor :
Anif Sirsaiba A
4.
Desain Cover Dan Isi : Abdul Basith El Qudsy
5.
Tempat penerbitan buku : Jakarta,
Penerbit Republika
6.
Tahun penerbitan : 2004
7.
Tebal buku : 20,
5 x 13, 5 cm
8.
Jumlah halaman : 420
halaman
9.
ISBN :
979-3604-02-6
BAB
II
PEMBAHASAN
A. SINOPSIS
Novel ini
bercerita tentang kisah percintaan yang di balut dalam ajaran-ajaran islaminya
yang sangat kental. Kisah berawal dari seorang mahasiswa bernama Fahri bin
Abdullah Shiddiq. Ia adalah seorang mahasiswa Universitas Al-azhar, Mesir.
Di Mesir
Fahri tinggal bersama dengan keempat temannya yang juga berasal dari Indonesia.
Mereka tinggal di apartemen sederhana. Mereka mempunyai tetangga yang sangat
baik dan akrab dengan mereka, yaitu keluarga Tuan Boutros. Tuan Boutros
mempunyai istri bernama Madame Nahed, dan dua orang anak mereka Maria dan
Yousef. Keluaraga Tuan Boutros adalah keluarga Kristen Koptik yang sangat taat.
Putri sulung mereka yang bernama Maria, ia gadis yang unik. Ia seorang Kristen
Koptik, namun ia suka pada Al-Quran. Ia bahkan hafal beberapa ayat Al-Quran,
diantarnnya adalah surat Maryam. Sebuah surat yang membuat dirinya merasa
bangga.
Pertemuan
berawal ketika Fahri pergi ke Shubra El-Kaima untuk talaqqi pada Syaikh Utsman
Abdul Fattah. Ia pergi kesana naik
metro, dan disitulah awal Fahri bertemu dengan perempuan bercadar yang bernama
Aisha. Aisha bukanlah orang Mesir, melainkan gadis asal Jerman yang sedang
studi di Mesir.
Selain
mempunyai tetangga yang baik, Fahri juga mempunyai tetangga yang sangat galak
dan kasar. Kepala keluarga itu bernama Bahadur. Bahadur mempunyai istri bernama
madame Syaima dan putri bungsunya Noura. Bahadur selalu bersikap kasar dengan
Noura. Malam itu Fahri ingin menolong Noura yang sedang jadi bulan-bulanan oleh
Bahadur, tapi Fahri tidak bisa menolongnya, lalu dia meminta bantuan Maria,
akhirnya Maria mau menolong Noura. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingi
menolongnya. Sayang hanya empati saja, tidak lebih.
Maria
tetangga satu flat yang beragama Kristen Koptik tapi mengagumi Al-Quran, dan
mengagumi Fahri. Kekaguman yang berubah menjadi cinta. Sayang cinta Maria hanya
tercurah dalam diary saja.
Nurul
adalah anak seorang Kyai terkenal yang juga mencari ilmu di Al-Azhar.
Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis itu. Sayang rasa mindernya yang hanya
anak keturunan petani membuatnya tidak pernah mengungkapkan perasaanya pada
Nurul. Padahal Nurul juga menaruh hati pada Fahri, tapi Nurul juga tidak
sanggup mengungkapkan perasaanya kepada Fahri.
Muncullah
Aisah, si mata Indah yang menyihir Fahri sejak sebuah kejadian di metro, saat
Fahri membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku. Aisah jatuh cinta pada Fahri,
dan juga Fahri juga tidak bisa membohongi hatinya.
Mereka
berdua menikah, dijodohkan oleh pamannya Aisha. Mereka hidup bahagia. Beberapa
bulan kemudian Aisha dinyatakan mengandung. Tak lama kemudian, Fahri dapat
kabar kalau Maria koma. Belum sempat menjenguk Maria, malapetaka datang
menghampiri rumah tangga mereka. Noura menuduh Fahri telah memperkosanya. Semua
orang tahu bahwa itu adalah fitnah. Fahri diseret, dan dimasukkan ke penjara.
Kuncinya semua ini adalah Maria yang sedang koma. Dia mengetahui bagaimana kejadian
yang sebenarnya.
Keluarga
Boutros mendatangi Fahri di penjara, mereka berniat mengunjungi Fahri dan juga
ingin meminta bantuan kepada Fahri untuk menyadarkan Maria dari komanya, dengan
menrekam suara Fahri dan nantinya akan didengarkan ke Maria. Kata dokter hanya
orang yang dicintai Maria yang dapat menyembuhkannya. Tak kunjung sadar juga,
akhirnya dokter dan madame Nahed mneyuruh Fahri untuk menyatakan cintanya
kepada Maria. Sebelumnya Fahri tidak mau melakukan itu, lalu Fahri meminta izin
kepada Aisha, akhirnya Aisah menyetujuinya. Setelah itu, Fahri langsung
menikahi Maria. Setelah beberapa saat kemudian, Maria sadar.
Sidang
penentuan tiba, diakhir persidangan Maria tiba. Dia mengatakan apa yang
sebenarnya terjadi pada malam itu. Setelah mengatakan itu semua, Maria pingsan
dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Fahri memenangkan sidang tersebut, dan
Bahadur dimasukkan penjara.
Begitu
divonis bebas, Fahri dibawa oleh Aisha ke rumah sakit yang sama dengan Maria
untuk diperiksa. Sejak selesai dari persidangan itu, Maria belum sadarkan diri
juga. Beberapa saat kemudian, Aisha mendengar Maria mengigau kalau dia ingin
masuk surga, tapi tidak diperbolehkan. Lalu ia terbangun dan menceritakan itu
semua pada Aisha dan juga Fahri. Fahri tau apa yang dimaksudkan oleh Maria,
lalu ia membopong Maria ke kamar mandi dan Aisha membantu untuk mewudhui Maria.
Selesai itu Maria kembali dibaringkan di atas kasur seprti semula. Lalu dengan
suara lirih yang keluar dari relung jiwa ia melafalkan syahadad. Tak lama kemudian,
kedua matanya tertutup rapat dan akhirnya Maria meninggal dunia.
B.
RESENSI
Keunggulan
dari novel ini yaitu tema dan amanat yang ingin disampaikan begitu kuat
diselipkan si penulis. Ajaran tentang kebaikan bertumpuk-tumpuk dalam novel
ini. Ibaratnya ia adalah sastra nan indah dipadu dengan keelokan sucinya ajaran
Islam. Alur yang digunakan jelas sehingga tidak membingungkan pembaca. Tokoh
dan penokohannya pun demikian sehingga membuat pembaca mengerti dan memahami
sifat-sifat masing tokoh yang digambarkan oleh penulis, mulai dari budi
luhurnya Fahri hingga jahat dan kotornya si Bahadur.
Namun, tak
ada gading yang tak retak. Terdapat juga beberapa kekekurangan dalam novel ini.
Seperti kesalahan penggunaan tanda baca dan sebagainya. Selain itu, ada juga
yang perlu dibenahi dalam cerita novel itu sendiri. Sperti pada bagian
pernikahan Fahri dengan Maria. Ada baiknya penulis menyelipkan dalil tentang
bolehnya seorang lelaki muslim menikahi Ahli Kitab seperti wanita Nasrani
ataupun Yahudi, sehingga lebih jelas dalam penyampaian dakwahnya dan
menghilangkan keragu-raguan pembaca tentang bolehnya menikah dengan perempuan
Ahli Kitab. Adakalanya pula penulis memasukkan pemikiran-pemikiran yang masih
dipertentangkan dalam agama tentang bolehnya hal tersebut seperti dukungan si
penulis terhadap kaum sufi dan sebagainya. Selain itu, dalam novel ini juga
tidak terdapat daftar isi yang begitu berguna bagi pembaca. Dan berbagai
kekurangan lainnya yang sebenarnya tertutupi dengan keindahan dan kuatnya pesan
novel tersebut.
a.
Kelebihan dan kelemahan buku
Kelebihan :
1.
Novel ini mengajarkan kehidupan
Islami yang sangat kental sekali, bisa menjadi motivasi orang-orang yang
membacanya.
2.
Novel ini menggunakan bahasa arab, dan
disetiap halaman yang ada bahasa arabnya, di bawahnya pasti ada terjemahannya.
3.
Ayat Ayat Cinta mengajak kita untuk
lebih jernih, lebih cerdas dalam memahami cakrawala keislaman, kehidupan, dan
juga cinta.
Kelemahan :
1.
Tokoh utama Fahri, yang hanya
laki-laki biasa dan anak seorang petani dicintai oleh empat orang wanita
sekaligus. Dalam kehidupan nyata hal ini mustahil terjadi. Kesannya Fahri
digambarkan sebagai laki-laki yang hampir sempurna.
2.
Maria yang jatuh sakit
berminggu-minggu bahkan sampai koma, cuma karena ditolak citanya oleh Fahri.
Dalam kehidupan nyata hal ini terlalu berlebihan.
b.
Kelebihan dan kelemahan buku bisa
kita lihat dari isi, bahasa, dan kemasannya.
1.
Isi, meliputi kualitas, kelengkapan,
dan kebaruan.
Kualitasnya sangat baik, diterbitkan di Jakarta oleh
Penerbit Republika. Novel ini menurut saya juga sudah lengkap, mulai dari cover
depan sampai belakang. Kebaruan, novel ini bisa dikatakan sudah lama, cetakan
pertama terbit desember tahun 2004, dan cetakan terakhir yang saya lihat april
2008.
2.
Bahasa, meliputi kelancaran,
ketepatan, dan komunikatifan bahasa.
Novel ini ditulis dengan bahasa lancar dengan tokoh-tokoh
yang “hidup” dalam berbagai karakter, membuat novel ini tidak hanya sekedar
dibaca sebagai cerita picisan atau romantisme biasa, melainkan membaurkan
pengetahuan atas hidup dan berkehidupan secara indah. Ketepatan dalam mengolah
kata-kata sangat tepat, membuat cerita dalam novel ini terasa benar-benar terjadi.
Bahasanya juga komunikatif, mudah dipahami oleh pembacanya. Di dalam novel ini
ada bahasa arabnya juga, dan dibawahnya ada artinya jadi memudahkan si pembaca memahmi isinya.
3.
Kemasan buku.
Novel ini dikemas dengan sangat baik. Sebelum membaca
isinya, pembaca disuguhkan dengan komentar-komentar orang yang sudah membaca
novel tersebut, jadi menambah keinginan saya untuk mengetahui bagaiman isi
ceritanya.
c.
Perbandingan dengan fiksi lain.
Menurut saya novel Ayat Ayat Cinta ini ceritanya sangat
menyentuh. Dibandingkan dengan novel-novel yang sudah saya baca sebelumnya,
novel ini lebih bisa memotivasi saya dalam hal keislaman. Novel ini tidak saja
menceritakan kehidupan percintaan seperti novel-novel tentang cinta yang lain,
tapi novel ini mengenalkan bagaimana percintaan menurut islam yang
sebanar-benarnya. Novel ini memang sangat bagus isi ceritanya, tidak hanya
menggambarkan kehidupan seseorang yang sangat sederhana, tetapi juga
mengajarkan kepada kita betapa pentingnya hidup di jalan Allah, hidup hanya
benar-benar untuk Allah S.W.T.
d.
Tujuan Meresensi
Tujuan pengarang, novel ini merupakan sarana yang tepat
sebagai media penyaluran dakwah kepada siapa saja yang ingin mengetahui lebih
banyak tentang Islam. Tujuan saya meresensi novel ini, yaitu untuk memenuhi
tugas kuliah saya, mata kuliah Membaca Komprehensif.
C. ANALISIS
UNSUR INTRINSIK
1. Tema
Aminuddin dalam Scharbach(2000:91) tema berasal dari bahas
latin yang berarti ‘tempat meletakkan suatu perangkat’. Disebut demikian karena
tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperannan juga sebagai
pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang dicitakannya.
Kesimpulannya tema adalah sesuatu yang menjadi pokok
masalah/pokok pikiran dari pengarang yang ditampilkan dalam karangannya, pada
novel Ayat-Ayat Cinta ini tema yang terkandung ialah :
Tema novel
mengandung tema cinta manusia pada manusia dan cinta manusia kepada Tuhan dan
Rasul-Nya yang diwujudkan dengan cara teguh menjaga keimanan berdasarkan
petunjuk-Nya.Ini adalah novel sastra yang
berhasil memadukan dakwah, tema cinta yang romantis dan latar belakang budaya
suatu bangsa.
novel ayat – ayat cinta mengisahkan tentang kehidupan sosial mahasiswa Al –
Azhar dan pendidikan dakwah,yaitu perjuangan Fahri dalam menuntut ilmu di
Kairo, Mesri. Indahnya cina dalam balutan islam.
2. Latar/Setting
Aminudin(2000:67), Latar (setting) adalah latar peristiwa
dalam karya fiksi baik berupa tempat, waktu, maupun pristiwa.
Kesimpilannya latar/seting adalah merupakan tempat, waktu,
dan suasana teijadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh.
a.
Tempat
- Mesir
Kairo Al-azhar
“Tengah hari ini, kota Kairo seakan membara. Matahari
berpijar ditengah petala langit. Seumpama lidah api yang menjulur dan
menjilat-jilat bumi. Tanah dan pasir seakan menguapkan bau neraka. Hembusan
angin sahara disertai debu yang bergulung-gulung menambah panas udara semakin
tinggi dari detik ke detik. Penduduknya, banyak yang berlindung dalam flat,
yang ada dalam apartemen-apartemen berbentuk kubus dengan pintu, jendela, dan
tirai tertutup rapat”.
- Flat
“Memang, istirahat di dalam flat sambil menghidupkan
pendingin ruangan jauh lebih nyaman daripada berjalan ke luar rumah, meski sekadar
untuk shalat berjamaah di masjid. Panggilan azan Zuhur dari ribuan menara yang
bertebaran di seantero kota hanya mampu menggugah dan menggerakkan hati mereka
yang benar-benar tebal imannya. Mereka yang memiliki tekad beribadah
sesempurna mungkin dalam segala musim dan cuaca, seperti karang yang tegak
berdiri dalam terjangan ombak, terpaan badai, dan sengatan matahari. Ia tiada
kenal kesah, tetap teguh berdiri seperti yang dititahkan Tuhan bertasbih siang
malam”.
- Masjid
“Panggilan iqamat terdengar bersahut-sahutan. Panggilan
mulia itu terdengar sangat menentramkan hati. Pintu-pintu meraih kebahagiaan
dan kesejahteraan masih terbuka lebar-lebar. Kupercepat langkah. Tiga puluh
meter di depan adalah Masjid Al-Fath Al-Islami”.
- Rumah
sakit
“Menjelang maghrib Dokter Ramzi Shakir memberi tahu setelah
melihat hasil foto CT scan kepalaku, aku harus dioperasi. Ada gumpalan darah
beku yang harus dikeluarkan”.
- Restoran
“Akhirnya tian Boutros memarkir mobilnya di halaman sebuah restoran
mewah. Cleopatra restaurant namanya. Terletak di pinggir sungai Nil.
Bersebelahan dengan good shot dan maadi yacht club”.
- San Stefano, Alexandria
“Selesai pelatihan kami mempersiapkan segala sesuatu untuk
pergi ke Alexandria. Dengan cermat Aisha mendata semua keperluan yang harus
dibawa”.
- Penjara
“Aku dibawa ke markas polisi Abbasca. Diseret sperti anjing
kurap. Lalu diinterogasi habis-habisan, dibentak-bentak, dimaki-maki dan
disumpahserapahi dengan kata-kata kotor”.
- Metro
“Didalam metro Fahri tidak mendapatkan tempat duduk”.
b.
Waktu
- Siang
hari
“Tengah hari ini, kota Cairo seakan
membara. Matahari berpijar ditengah petala langit. Seumpama lidah api yang menjulur
dan menjilat-jilat bumi. Tanah dan pasir seakan menguapkan bau neraka”.
Terbukti bahwa waktu berlangsungnya terjadi pada siang hari
yaitu terlihat dari kata tengah hari ini. Kata tengah hari ini membuktikan
bahwa telah menunjukkan waktu siang hari.
c.
Suasana
v Menyedihkan
“Ia tetap tersenyum. Menatapku tiada
berkedip. Perlahan pandangan matanya meredup. Tak lama kemudian kedua matanya
yang benig itu tertutup rapat, kuperiksa nafasnya telah tiada. Nadinya tiada
lagi denyutnya. Dan jantungnya tiada lagi terdengar detaknya. Aku tak kuasa
menahan derasnya lelehan airmata. Aisha juga. Inna lillahi wa inna ilaihi
raajiun”.
Suasana yang terjadi saat itu adalah menyedihkan sekali.
Ketika Maria harus pergi untuk selama-lamanya menghadap kepada sang illahi.
Saat itu yang berada tepat disampingnya adalah Fahri dan Aisha. Mereka
berdua merasa sangat kehilangan sekali.
- Menyenangkan
“Tepat saat adzan ashar berkumandang mereka sampai di masjid
tempat akad nikah akan dilangsungkan. Sudah banyak teman-teman mahasiswa
Indonesia dan mahasiswa Turki yang sampai di sana. Aisha dan dua bibinya
langsung menuju lantai dua tempat jamaah wanita. Acara dilangsungkan di depan
mihrab masjid. Syaikh Ustman, Syaikh Prof.Dr. Abdul Ghafur Ja’far,
Bapak Atdikbud, Eqbal Hakan Erbakan, Akbar Ali dan beberapa syaikh Mesir yang
diundang Syaikh Ustman duduk dengan khidmat tepat di depan mihrab menghadap ke
arah jamaah dan hadirin yang memenuhi masjid”.
Suasana menjadi sangat menyenangkan ketika Aisha dan Fahri
sedang melangsungkan pernikahan di sebuah masjid. Betapa senangnya mereka
berdua beserta para kerabat dekatnya.
- Menegangkan
“Persidangan kedua sangat
menegangkan. Tuan Boutros hadir memberikan kesaksiannya. Beliau membantah
keteranagn Noura”.
Terbukti bahwa hal yang menegangkan terjadi di dalam ruang
sidang. Persidangan yang akan menentukan nasib Fahri unyuk ke depannya.
3. Alur
Aminudin (2000:83) alur adalah rangkaian cerita yang
dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang
dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.
Kesimpulannya Alur merupakan pola pengembangan cerita yang
terbentuk oleh hubungan sebab-akibat. Intisari alur ada pada permasalahan
cerita. akan tetapi, suatu permasalahan dalam novel tak bisa dipaparkan begitu saja;
jadi harus ada dasarnya. Oleh karena itu, alur terdiri atas (1) Saling mengenal
, (2) munculnya pertikaian, (3) Tahap klimaks, (4)Tahap Peleraian , dan (5)
menyelesaikan konflik atau masalah
Alur cerita dalam novel ini adalah
alur maju. Yaitu alur yang peristiwanya berurutan mulai dari cerita awal hingga akhir.
- Tahap perkenalan :
Pada saat Fahri mulai berpendidikan di Universitas Al-Azhar
dan tinggal di flat bersama reka mahasiswa dari Indonesia, kemudian kenal
dengan tetangga dekatnya yaitu Maria sekeluarga. Serta menjalankan perkuliahan
sebagaman mestinya serta mengenal orang-orang Mesir diantaranya Syaikh Usman,
Syaikh Ahmad dan tak lupa teman teman aktifis dari Mesir juga teman sepermainan
Fahri pada saat main bola.
- Tahap pertikaian :
Dimulai pada saat mal hari disana ada gadis yang disiksa,
dan gadis itu adalah Noura, dia disiksa dibawah dekat flat Fahri dan kedengaran
oleh Fahri, dia hendak mau menolong, tapi Fahri enggan, karena dia seorang
gadis perempuan, kemudian dia meminta tolong Maria untuk menolong Noura,
walaupun Maria takut oleh Bahadur ayah Noura, dia terpaksa dan akhirnya Noura
tertolong dan Noura di titipkan di Nurul.
Adapun pertikaian pada saat pertikaian Fahri saat Fahri
Pulang dari Alexsandria berbulan madu, dia di tangkap karena di tuduh
memperkosa seorang gadis mesir yaitu Noura.dan Fahri tidak sempat menjelaskan
pada Istrinya Noura. Kemudian pada saat kemudian adapulan tertentangan sengit
pada saat Fahri sedang diadili dan pengakuan Noura karena telah di perkosa oleh
Fahri pada saat dia menolong, sedangkan Fahri tidak mersa melakukan hal
tersebut, di dukung oleh pengakuan seorang masyarakat yang tinggal di flat
dekat Fahri, hal tersebut membuat Fahri kecewa atas perlakuan Noura yang telah
memfitnah Fahri.
- Tahap klimaks :
Saat Fahri di dalam penjara di tuduh dan di siksa
habis-habisan dan dan dipenjara di bawah tanah, krena telah menghamili Noura
gadis yang ditolong Fahri dari kekejaman Bahadur, disana Fahri mengalami
kesediahan yang luarbisa karena pertama. Penyiksaan dan di tahan dalanm penjara
bawah tanah, sedangkan Aisah sedang mengalami hamil yang pertama,kedua. Bulan
tersebut adalah bulan Ramadhan yang mana Fahri dan Aisah merencanakan Umroh
pada saat bulan Ramadhan,hal tersebut hal yang dinantikan oleh mereka berdua, tapi
malah sebaliknya mereka mengalamicobaan yang perih. Ketiga Pada saat
persidangan Fahri dituduh habis-habisan oleh pengaduan Noura dan salah seorang
saksi yang melihat kejadian itu, yang memperkuat bahwa Fahri bersalah dan
bakalan dihukum mati. Keempat Fahri tidak mempunyai bukti bahwa ia tidak
bersalah, kecuali salah satu kunci utama dalam memecahkan kasus ini adalah
Maria sebagai saksi yang bisa membebaskan fahri, sedangkan maria sedang
terbaring koma.
- Tahap peleraian :
Akhirnya jalan satu-satunya Fahri terpaksa menikahi Maria
yang terbaring koma, karena alasan dia akan sembuh apabila di sentuh oleh
Fahri, serta Fahri tertekan akan beberapa hal termsauk dari Aisah dan orang tua
Maria.yaitu pertama saksi kunci dalam kasus ini adalah Maria. Kedua. Fahri
cemas dan bertanggung jawab atas Aisah yang sedang mengandung, ia pengen Fahri
segera bebeas dan ia ingin bahwa pada saat melahirkan anaknya Fahri harus hadir
di sisinya, dan Aisah pun mengijinkan Fahri menikahi Maria secepatnya. Dan
akhirnya Mereka Menikah dan dan Maria sembuh dengan sentuhan Fahri, walaupun
dia masih duduk di Bantu dengan kuris roda, dan dia bis menjadi saksi kunci
kasus Fahri Dengan Noura. Dan Alhamdulilah kebenaran selalu menang Fahri Bebas
dengan kekasian Maria, serta kejujuran Noura kenapa dia melakuakn hal sehina
tersebut karena dia mencintai Fahri. dan saksi yang melihat merupakan saksi
palsu.
- Tahap akhir :
Fahri memiliki dua orang istri yang sholeh yang pertama
Aisah dan yang Kedua Maria yang masih sakit-sakitan karena dia terlalu emosi
pada saat persidangan, dan akhirnya maria di rawat kembali, dan pada saat dia
dirawat ada keanehan yang terjadi pada Maria, yaitu maria tertidur dan bermimpi
tiba di 7 pintu sorga dan dia mau masuk karena kenikmatanya, ternyata dia tidak
di perbolehkan masuk samapai pintu keenam dan pintu terakhir dia bolh masuk
tapi dengan syarat yaitu pertama harus mempunyai wudlu dan syahadat, kemudian
dia kembali pulang dan seseorang itu menunggu kembalinya Maria. Maria terbanun dan
dihadapannya ada Fahri dan Aisah, dia meminta tolong untuk melakukan wudlu dan
syahadat, kemudian Fahri membantu dan ia bercerita kejadian di dalam mimpinya,
kemudian Maria Meminta Fahri dan Aisah untuk memngajarkan syahadat, pada saat
selesai syahadat, maka selesai pula riwayat Maria dia meninggal dengan diakhiri
Dua Kalimah Syahadat, ada pesan ketika ngobrol dengan Fahri juga Aisah, Maria
akan menunggu Fahri di sorga Firdaus untuk memadu cinta dan kasih.
4. Tokoh dan Penokohan
Aminudin (2000:79) peristiwa dalam
karya fiksi seperti dalam kehidupan sehari-hari, selalu diemban oleh tokoh atau
pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi
sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita yang disebut dengan tokoh.
Sedangkan cara pengarang nemapilkna tokoh atau pelaku itu disebut dengan
penokohan.
Kesimpulan tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah
fiksi/Novel. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan
karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
a.
Fahri bin
Abdullah Shiddiq
Fahri adalah
sosok pria yang menjadi idaman para wanita dan direbutkan empat orang
perempuan. Ia baik, sopan, bertanggung jawab, penolong, rajin, Pintar, sabar, terencana,
tepat waktu, Ikhlas, Ulet, Penolong, sholeh, aktifis, pintar dalam memimpin,
lurus, penuh dengan target. Ia sangat menjunjung tinggi ajaran agama yang
dianutnya.
b. Maria
Maria adalah
seorang gadis Mesir yang manis, sopan dan baik budi pekertinya, Ceria, Suka
bergurau, rajin, Pintar, tapi fisiknya lemah, manja tertutup.Ia adalah seorang
gadis beragama kristen koptik yang aneh dan unik, karena walaupun Maria itu
seorang non-muslim ia mampu menghafal dua surah yang ada dalam Al-Quran dengan baik
yang belum tentu seorang Muslim mampu melakukannya, sifat unik Maria adalah
suka mendengar adzan. Maria adalah seorang nasrani yang sangat mengagumi Islam.
c.
Aisyah
Aisyah adalah
wanita yang kaya. Ia mempunyai perusahaan dan warisan dariorangtuanya, Orangnya
lembut, sabar, ikhlas, terencana, pintar, sholehah, serba mewah.
d. Noura
Noura adalah
seorang gadis yang malang, selalu menderita, tersiksa dan teraniayah, Orangnya
tertutup, sulit di tebak, pintar, tapi dia kejam, emosi, pendiam. noura di awal
cerita sifatnya baik kemudian ia berubah menjadi licik dan memfitnah fahri
karena ia sakit hati karena cintanya ditolak..
e.
Bahadur
Bahadur adalah
seorang yang terkenal dengan julukan si Muka dingin karena ia selalu berperangai
kasar kepada siapa saja bahkan dengan istrinya madame Syaima dan putri
bungsunya Noura, ia juga seorang pemabuk. Bahadur mempunyai watak yang keras
dan bicaranya sangat kasar, Nouralah yang selalu menjadi sasaran kemarahannya.
Bahadur juga dikenal amat kejam.
f.
Nurul
Nurul adalah
sosok wanita Indonesia sejati. Ia sangat keibuan, sopan tutur katanya,
baik sifatnya, rajin, pintar, pemalu tidak terbuka, kaku, emosi, dan
sholeh.
g.
Keluarga
Kristen Koptik
Keluarga ini
terdiri dari Tuan Boutros, Madame Nahed, dan dua orang anak mereka. Maria dan Yousef,mereka adalah tetangga Fahri.
Keluarga ini mempunyai toleransi yang tinggi Walau keyakinan dan aqidah mereka
berbeda, namun antara keluarga Fahri(Fahri dkk) dan keluarga Boutros terjalin
hubungan yang sangat baik. Keluarga ini sangat akrab dengan Fahri terutama Maria. Seluruh anggota
keluarga Boutros sangat baik kepada Fahri dkk dan juga bersifat penolong.
h.
Syaikh Utsman Abdul Fattah
seorang Syaikh
yang cukup tersohor di seantero Mesir. kepadanya Fahri belajar tentang
qiraah Sab’ah (membaca Al-Qur’an dengan riwayat tujuh imam)
i.
Ushul tafsir (ilmu tafsir paling pokok)
Syaikh Utsman
sangat selektif dalam memilih murid.
j.
Ashraf
Ashraf adalah
seorang pemuda mesir yang juga seorang Muslim ia sangat benci kepadaAmerika.
k.
Allicia
Seorang
wartawan dari Amerika yang rasa ingin tau nya besar terhadap agama
islam.iadatang ke Mesir untuk meneliti lebih dalam tentang islam.
l.
Madame
Syaima
Madame syaima
adalah istri bahadur, ibu tiri dari noura. Ia seorang ibu yang berhati lembut
merasa kasihan, iba dan pembela Noura.
5. Sudut
Pandang
Aminuddin (2000:90) sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan
para pelaku dalam cerita yang dipaparkannya.
Kesimpulannya sudut pandang adalah posisi pengarang atau
narator dalam membawakan cerita tersebut.
Sudut pandang yang digunakan pengarang adalah sudut pandang
orang pertama.hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana cara pengisahannya yang
menggunakan kata “ aku”dalam novel tersebut.
6. Gaya
Bahasa
Aminudin (2000:72) gaya bahasa diangkat dari istilah style yang berasal dari bahsa latin stilus dan mengandung arti leksikal ‘
alat untuk menulis’ dalam karya sastra
istilah gaya mengandung pengertian cara seorang pengarang menyampaikan
gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu
menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi
pembaca.
Aminudin dalam Scharbach (2000:72) menyebutkan bahwa gaya
“sebagai hiasan, sebagai sesuatu yang suci, sebagai sesuatu yang indah, dan
lemah gemulai serta sebagai perwujudan manusia itu sendiri”.
kesimpulannya Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui
bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis/pemakai
bahasa.
Bahasa yang digugunakan dalam novel tersebut adalah
menggunakan bahasa campuran antara Bahasa Indonesia,bahasa Arab,dan Bahasa
Inggris. Dapat dilihat dari isi bacaan novel tersebut menggunakan kata “Allah Yubarik Fik” yang artinya “semoga
ALLAH melimpahkan berkah kepada mu”, dan “Thank
you. It’s very kind of you” yang artinya “ mengungkapkan rasa terimakasih
pada perempuan bercadar”
7. Amanat
adalah pesan/kesan yang dapat memberikan tambahan
pengetahuan, pendidikan, dan sesuatu yang bermakna dalam hidup yang memberikan
penghiburan, kepuasan dan kekayaan batin kita terhadap hidup. Amanat yang
terdapat antara lain yaitu :
-
Semua rencana yang dijalankan
manusia tidak akan berdaya apa-apa terhadap rencana tuhan.
-
Hendaknya dapat saling tolong
menolong terhadap sesama umat manusia.
-
Bersabarlah dalam menghadapi segala
cobaan.
-
Ketika kita dalam keadaan memilih,
berserahlah kepada tuhan.
-
Takdir tuhan berada diujung usaha
manusia.
-
Semakin banyak ilmu yang kita dapat,
maka semakin banyak pula hambatan, godaan yang harus kita lewati dan dipecahkan
dengan hati yang sabar dan yakin akan ada hikmahnya.
-
Dalam merencanakan sesuatu pasti akan ada halangan dan
rintangan yang menghadang tujuan yang hedak di capai tidak akan berjalan dengan
mulus.
-
Semakin banyak ilmu atau pengetahuan yang di terima
atau di dapat, maka semakin banyak pulahambatan, godaan yang haris di lewati
dan di pecahkan dengan hati yang sabar dan yakin akan ada hikmahnya.
8. Nilai-nilai
Yang Terkandung
-
Nilai social adalah nilai-nilai yang
berkenaan dengan tata pergaulan antara individu dalam masyarakat :
Hidup
di negeri orang harus saling membantu dan melengkapi....(hal.65)
-
Nilai keagamaan yaitu nilai-nilai
dalam cerita yang berkaitan dengan aturan/ajaran yang bersumber dari agama
tertentu :
Tidakkah
kalian dengar sabda nabi “ barangsiapa yang menyakiti ahli zhimmi, maka aku
akan...(hal.50)
-
Nilai pendidikan
“ Kita mengamalkan hadis nabi,tahaadu
tahaabbu seringlah kalian memberi hadiah...(hal.112)
-
Nilai kemanusiaan/moral adalah nilai-nilai
dalam cerita yang berkaitan dengan akhlak/perangai atau etika. Nilai moral
dalam cerita bisa jadi nilai moral yang baik, bisa pula nilai moral yang
buruk/jelek :
Aku
paling tidak tahan mendengar perempuan menangis.(hal.74)
-
Nilai budaya adalah nilai-nilai yang
berkenaan dengan kebiasaan/tradisi/adat-istiadat yang berlaku pada suatu daerah
:
Orang
mesir memang suka bicara, kalau sudah bicara ia merasa benar sendiri
(Hal.36)
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAN SARAN
Berdasarkan
hal di atas, ada baiknya novel Ayat-Ayat Cinta ini menjadi koleksi bagi
para penikmat sastra islami Indonesia. Sastra yang begitu tinggi di balut
pesan-pesan dakwah bercampur menjadi satu dan indah di dalam novel ini. Novel
ini sangat bagus untuk dibaca, menambah pengetahuan tentang Islam yang
sesungguhnya dan mengajari kita tentang banyak hal yang mungkin belum kita
ketahui sebelumnya.
Harapan
saya, semoga setelah membaca novel Ayat-Ayat Cinta ini, semua dapat termotivasi
agar menjadi orang yang lebih baik. Saran buat kalian semua yang belum membaca
novel ini, cobalah baca maka kalian semua akan mendapatkan pengalaman yang
sangat berharga. Buku adalah jendela dunia, itu benar sekali. Dengan membaca
novel ini, kita bisa mengetahui Mesir dan apa saja yang ada di sana.
Novel ini
tidak saja menceritakan kehidupan percintaan seperti novel-novel tentang cinta
yang lain, tapi novel ini mengenalkan bagaimana percintaan menurut islam yang
sebanar-benarnya. Novel ini memang sangat bagus isi ceritanya, tidak hanya
menggambarkan kehidupan seseorang yang sangat sederhana, tetapi juga
mengajarkan kepada kita betapa pentingnya hidup di jalan Allah, hidup hanya
benar-benar untuk Allah S.W.T. Seperti yang sudah saya katakan tadi sebelumnya.
Mengajarkan kita betapa susahnya perjuangan seorang mencari ilmu di negeri
orang.
DAFTAR
PUSTAKA
Shirazi, Habiburrrahman El. 2004.
Ayat-Ayat Cinta (Sebuah Novel Pembangun
Jiwa). Jakarta : Republik.
Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi
Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.